Dewan Riset Nasional (DRN) Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan mengadakan loka karya berjudul, Suatu Pemikiran tentang Perang Asimetris (Asymetric Warfare), di Jakarta, Kamis (10/7). Loka karya ini bertujuan untuk menyosialisasikan pemahaman mengenai perang saimetris kepada masyarakat.
Loka Karya ini menghadirkan tiga pembicara, yaitu, pengajar dari FISIP UI Tamrin A Tamagola, alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Fayakun Andriadi, dan Kepala Pusat Teknologi Elektronika Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Toto Mamanto Kadri.
Dalam paparannya, DRN menjelaskan, perang asimetris adalah suatu model peperangan yang dikembangkan dari cara berpikir yang tidak lazim, dan di luar aturan peperangan yang berlaku, dengan spektrum perang yang sangat luas dan mencakup aspek-aspek astagatra (perpaduan antara trigatra -geografi, demografi, dan sumber daya alam, dan pancagatra -ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Perang asimetri selalu melibatkan peperangan antara dua aktor atau lebih, dengan ciri menonjol dari kekuatan yang tidak seimbang.
Indonesia sendiri sebenarnya memiliki daftar panjang dijadikan sasaran perang asimetri. Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Indonesia terus melakukan perang asimetri terhadap pendudukan Belanda hingga 1950, Gerakan Aceh Merdeka (GAM), krisis Timor-Timur, Gerakan Pengacau Keamanan di Papua, dan lainnya.
Tamrin, dalam presentasinya berjudul "Perang Asimetris, Tanggapan dan Penajaman", membahas mengenai ancaman asimetris di bidang sosial-budaya dan agama.
Yang pertama adalah tidak meratanya persebaran suku-suku di Indonesia. Seperti diketahui, di Indonesia terdapat 653 suku bangsa. Akan tetapi dari Sumatra hingga Jawa (kecuali Sumatra Selatan) hanya terdapat beberapa suku mayoritas. Sebaliknya di Kalimantan, Su lawesi, dan Papua, banyak sekali suku bangsa yang menghuni satu kota. Bahkan setengan dari jumlah suku bangsa berada di Papua. Ini dapat menjadi ancaman disintegrasi.
Ancaman lainnya, bangunan keras: demokratisasi, desentralisasi, dan pemekaran wilayah. Desentralisasi pada saat ini, kata Tamrin, sudah kebablasan. Pemekaran juga luar biasa. Di Lombok misalnya, dari sembilan menjadi 18 kelurahan. Banyak sekali gubernur-gubernur yang tidak berkinerja.
Yang terakhir adalah bangunan lunak: kebangsaan, konstitusi, negara dan agama. Menurut Manuel Castells di dalam bukunya, The Power of Identity: The Information Age Economy, Society and Culture, kata Tamrin, dahulu negara adalah pihak satu-satunya yan g memiliki kekuasaan untuk mengatur dan memaksa. Namun sekarang, negara mendapat saingan kelompok yang bahkan membuat negara tidak berkutik, yaitu terorisme lokal, fundamentalis agama dan suku.
Fayakhun Andriadi, yang membawakan presentasi "Asymetric Warfare Strategy", memaparkan mengenai pengaruh teknologi informasi dan komunikasi terhadap perang asimetris. Menurut dia, teknologi informasi dan komunikasi semakin meningkat, dan menduduki peranan utama dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, teknologi informasi telah menjadi sesuatu yang bernilai sekaligus dapat menjadi senjata perusak.
"Sekarang ini, lini pertempuan akan bergeser ke lini informasi. Bombardir informasi akan membentuk citra yang tertanam di kawasan lawan dan akan melemahkan posisi lawan," katanya.
Ia mencontohkan ketika Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet terlibat perang dingin yang memuncak di tahun 1980-an. Sungguh naif jika dikatakan Soviet hancur secara alamiah. Justru, AS melancarkan asymetric warfare terhadap Soviet. Amerika dan negara-negara barat pandai memainkan strateginya dalam perang informasi yang lebih bersifat psychological warfare. Secara ideologi, kemunculan glasnost dan perestroika sudah berhasil menyerang ideologis komunis yang telah lama menjadi perekat kesatuan Soviet.
Pembicara terakhir, Toto Marnanto Kadri, memaparkan pengaruh satelit terhadap perang asimetris. Menurut dia, satelit dapat digunakan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan, dan memiliki fungsi untuk mengambil potret sinoptik pada daerah konflik, jaringan informasi, pusat komando, pendeteksi serangan misil balistik asing. [ kompas ]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2008
(79)
- ► 11/09 - 11/16 (1)
- ► 08/31 - 09/07 (2)
- ► 08/10 - 08/17 (1)
- ► 07/27 - 08/03 (9)
- ► 07/20 - 07/27 (4)
- ► 07/13 - 07/20 (7)
-
▼
07/06 - 07/13
(46)
- Hunting Deadly Nazi Medic [ Indonesian version ]
- tips for simple virus problems
- Tips of Choosing a school for your children
- Tips to survive the first day of school
- Some truly basic tips for hunting up information
- Teflon: The trick behind the enduring nonstick coa...
- Edelweiss: Eternal flower of the highlands
- Tips and tricks to salvage flooded items
- Indonesian ISPs ban video-sharing Web sites
- Hotspot & How To Setting [ Indonesian version ]
- [ Cyber War ] Perang Asimetris, Bentuk Perang Baru
- Climate change could be increasing Australian tuna...
- South Korean firm plans electric car plant in Fiji
- Fiji prepares to name NZ envoy
- Australian students fail numeracy standards
- Liburan Usai, Pegadaian Ramai
- Software Ajaib dari Fujitsu-Siemens
- Brunei berminat pimpin tim pemantau internasional ...
- Mahkamah internasional akan usahakan penahanan Pre...
- Petrol tipped to hit $8 a litre by 2018
- High oil prices may be good for film industry
- Oil hits record high as supply fears intensify
- Japan charges Greenpeace members over whale theft
- Tensions escalate between Russia and Georgia
- Antarctic ice shelf 'hanging on by a thread'
- Warnings on Australian Medicare changes
- Philippines to probe Australian mine firm over rig...
- "Samba Dance" Mr. Botelho Embraer - Brazil [ Indon...
- Europe Energy [r]Evolution v1.0
- Chinese New Energy [r] Evolution
- Indonesia Energy [r]Evolution v 1.1
- Small HydroPower
- Wind Energy
- Indonesia Energy [r]Evolution
- Indonesian Electricity Crisis
- The Food Price Crisis
- China - Beyond the Boomtowns
- Australian PM admits no G8 breakthrough on climate...
- Feminism in wikipedia.org
- Feminisme koq..salah kaprah?
- Create Luck! [ Ciptakan Keberuntungan ! ]
- The Target Store Retail phenomenon [Indonesian ver...
- Daftar Partai Politik Peserta Pemilu Indonesia 2009
- Kecak Dance in Bali
- Ngaben (Cremation Ceremony) in Bali
- The Barong Dance of Bali Indonesia
- ► 06/29 - 07/06 (9)
Kutamaya Label
- baduy sundanese ecotourism (2)
- Free articles (12)
- world today (19)
- you have to know (47)
0 comments:
Posting Komentar