MEMASUKI tahun ajaran baru, setiap orangtua sibuk mempersiapkan keperluan anak untuk sekolah. Tak sedikit yang pontang-panting menguras tabungan dan menggadaikan peralatan rumah tangga ke Pegadaian demi biaya sekolah anak.
Ruang tunggu Pegadaian Cabang Cawang yang terletak di Jl Dewi Sartika, Jumat (11/7) siang, itu penuh. Antrean panjang para peminjam yang ingin "menyekolahkan" barang masih tampak hingga waktu tutup kantor berlogo rumah hijau itu. Selama beberapa hari terakhir, antrean panjang di gedung itu menjadi pemandangan biasa. Inilah antrean musiman menjelang tahun ajaran baru, pegadaian menjadi solusi bagi masyarakat yang membutuhkan dana cepat.
Seperti dikatakan petugas Pegadaian Cabang Cawang yang enggan disebut identitasnya, pinjaman yang keluar dalam seminggu ini rata-rata mencapai Rp 400 juta. "Kalau hari biasa uang yang dipinjamkan hanya sekitar Rp 200 juta, sekarang itu naiknya sekitar 100 persen, " tuturnya.
Petugas yang telah bekerja lebih dari 10 tahun itu mengatakan, kebanyakan orangtua yang sulit menutup biaya sekolah anaknya menggunakan jasa mereka akhir-akhir ini. "Jaminan yang diberikan sebagian besar biasanya berupa emas karena ada patokan harga yang jelas dan nilai ekonominya tinggi. Tapi ada beberapa orang yang juga menjaminkan peralatan rumah tangga seperti tape compo, televisi, dan dispenser," ujar bapak dua anak tersebut.
Jaminan yang diserahkan ke Pegadaian juga dicek oleh petugas untuk memastikan apakah masih layak pakai dan bisa digunakan. "Biasanya kalau barang elektronik seperti tape, VCD, televisi, pasti kami cek dulu untuk menentukan nilai barangnya juga. Besaran nilai barang yang dijaminkan itulah yang menentukan besaran pinjaman," jelasnya.
Menurut salah satu peminjam, Agung, kemudahan syarat dan jaminan menjadikan Pegadaian paling diminati sebagai lembaga pemberi kredit dengan jaminan termudah. "Saya terpaksa gadaikan kalung dan gelang istri untuk bayar uang gedung anak saya yang masuk SMP. Kalau mau pinjam bank, syaratnya terlalu rumit, di Pegadaian bisa cair secepatnya," tutur bapak berputra tiga tersebut.
Ia mengaku sudah beberapa kali menggadaikan barang untuk kebutuhan yang perlu dana besar. "Tahun ini masih mending cuma menggadaikan perhiasan istri, dua tahun lalu saya perlu uang untuk sekolahkan dua anak saya yang bersamaan masuk SMP dan SMA, beberapa barang seperti televisi terpaksa 'sekolah' juga disini," ungkapnya saat menunggu antrean.
Tetapi, barang yang di-'sekolah'-kan, kata pria yang berprofesi sebagai pedagang tersebut, selalu bisa ditebus meski waktunya agak lama. "Kalau di sini enaknya bunga itu rendah, saya pinjam Rp 2 juta bunganya cuma 1,3 persen, rata-rata tidak sampai 2 persen per 15 hari," jelasnya.
Bunga yang rendah juga menjadi alasan Minah menggunakan jasa Pegadaian untuk mengatasi masalah uang sekolah anaknya. "Sudah cari pinjaman ke sana-sini, tetap kurang. Ya, mau gimana lagi. Dari pada utang dengan bunga tinggi, saya gadaikan perhiasan yang dulu dikasih ibu mertua ke sini," tuturnya sembari menunggu antrean.
Ibu dua anak tersebut terpaksa "menyekolahkan" perhiasan emas demi membayar uang masuk sekolah SMA anaknya. Sehari-hari ia hanya berdagang kue kecil-kecilan di rumah untuk membantu suaminya yang tukang ojek. "Untuk masuk sekolah putri saya masih kurang sekitar Rp 1 juta, uang dari mana untuk nutup kekurangan itu. Sebelum gadaikan emas ini, saya juga sudah pinjam ke tetangga tapi tak nutup juga," tutur wanita paruh baya itu.
Minah pontang-panting untuk mencari biaya sekolah anaknya kali ini. "Kalau saya, makan seadanya gak papa asal anak bisa sekolah. Liburan kemarin mereka juga bantu saya bikin kue, tapi uangnya juga gak seberapa," katanya.
Ironis, saat anak lain menikmati liburan, ternyata ada yang mengisi liburan untuk bayar uang masuk sekolah. Kini liburan hampir usai, orangtua yang kekurangan dana untuk bayar sekolah anak beramai-ramai ke Pegadaian.[ kompas ]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2008
(79)
- ► 11/09 - 11/16 (1)
- ► 08/31 - 09/07 (2)
- ► 08/10 - 08/17 (1)
- ► 07/27 - 08/03 (9)
- ► 07/20 - 07/27 (4)
- ► 07/13 - 07/20 (7)
-
▼
07/06 - 07/13
(46)
- Hunting Deadly Nazi Medic [ Indonesian version ]
- tips for simple virus problems
- Tips of Choosing a school for your children
- Tips to survive the first day of school
- Some truly basic tips for hunting up information
- Teflon: The trick behind the enduring nonstick coa...
- Edelweiss: Eternal flower of the highlands
- Tips and tricks to salvage flooded items
- Indonesian ISPs ban video-sharing Web sites
- Hotspot & How To Setting [ Indonesian version ]
- [ Cyber War ] Perang Asimetris, Bentuk Perang Baru
- Climate change could be increasing Australian tuna...
- South Korean firm plans electric car plant in Fiji
- Fiji prepares to name NZ envoy
- Australian students fail numeracy standards
- Liburan Usai, Pegadaian Ramai
- Software Ajaib dari Fujitsu-Siemens
- Brunei berminat pimpin tim pemantau internasional ...
- Mahkamah internasional akan usahakan penahanan Pre...
- Petrol tipped to hit $8 a litre by 2018
- High oil prices may be good for film industry
- Oil hits record high as supply fears intensify
- Japan charges Greenpeace members over whale theft
- Tensions escalate between Russia and Georgia
- Antarctic ice shelf 'hanging on by a thread'
- Warnings on Australian Medicare changes
- Philippines to probe Australian mine firm over rig...
- "Samba Dance" Mr. Botelho Embraer - Brazil [ Indon...
- Europe Energy [r]Evolution v1.0
- Chinese New Energy [r] Evolution
- Indonesia Energy [r]Evolution v 1.1
- Small HydroPower
- Wind Energy
- Indonesia Energy [r]Evolution
- Indonesian Electricity Crisis
- The Food Price Crisis
- China - Beyond the Boomtowns
- Australian PM admits no G8 breakthrough on climate...
- Feminism in wikipedia.org
- Feminisme koq..salah kaprah?
- Create Luck! [ Ciptakan Keberuntungan ! ]
- The Target Store Retail phenomenon [Indonesian ver...
- Daftar Partai Politik Peserta Pemilu Indonesia 2009
- Kecak Dance in Bali
- Ngaben (Cremation Ceremony) in Bali
- The Barong Dance of Bali Indonesia
- ► 06/29 - 07/06 (9)
Kutamaya Label
- baduy sundanese ecotourism (2)
- Free articles (12)
- world today (19)
- you have to know (47)
0 comments:
Posting Komentar